10 Macam sistem hidroponik yang bagus untuk diterapkan


Secara singkat pengertian hidroponik adalah cara budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah, namun menggunakan air sebagai media tanamnya. Dalam penerapannya, menanam hidroponik dapat dilakukan dengan berbagai teknik atau sistem, mulai dari sistem hidroponik sederhanadengan biaya murah hingga sistem canggih dengan biaya mahal. Berikut ini kami uraikan macam macam hidroponik dan gambarnya.

1. Wick system
Wick system atau sistem sumbu adalah sistem hidroponik yang paling sederhana dan paling banyak digunakan dalam sistem hidroponik, terutama bagi pemula. Sistem ini disebut sistem sumbu karena memanfaatkan sumbu atau kain flanel yang menghubungkan antara larutan nutrisi dengan media tanam. Wick system bekerja dengan menyerap larutan nutrisi menggunakan sumbu kemudian mengalirkannya ke akar tanaman.
Hidroponik sistem wick sangat baik jika digunakan untuk tumbuhan kecil. Namun sistem ini tidak dapat bekerja dengan baik pada tanaman yang membutuhkan banyak air. Anda dapat membuat hidroponik sistem wick dengan memanfaatkan barang-barang bekas seperti bekas botol air mineral.

2. Water Culture System
Water Culture System atau sistem kultur air statis merupakan sistem hidroponik sederhana berikutnya. Sistem hidroponik ini bekerja dengan cara menggenangi tanaman dengan air bercampur larutan nutrisi. Sebagai tempat meletakan tanaman biasanya digunakan papan styrofoam yang juga berfungsi untuk menahan tanaman agar dapat mengapung, sehingga sistem ini juga disebut sistem rakit apung.
Selain itu, untuk menyuplai oksigen digunakan pompa air yang membuat gelembung pada larutan nutrisi yang kemudian menyuplai oksigen ke akar tanaman. Water Culture System sangat bagus diterapkan pada jenis tanaman yang memerlukan banyak air dan akar yang tenggelam seperti bayam atau kangkung.

3. NFT Sistem (Nutrient Film Technique)
NFT Sistem merupakan sistem hidroponik yang bekerja dengan cara membagikan air nutrisi pada tanaman melalui aliran air yang tipis. Nutrisi dibuat terus-menerus bersirkulasi menggunakan pompa tanpa menggunakan timer. Pada bagian akar tanaman tidak semua terendam di dalam air nutrisi, sehingga akar yang tidak terendam air tersebut diharapkan mampu mengambil oksigen untuk pertumbuhan tanamannya

4. Ebb & flow system
Sistem ini disebut juga dengan sistem pasang surut karena tanaman mendapatkan air, nutrisi, dan oksigen dari proses pemompaan bak penampung yang nantinya akan membasahi akar tanaman. Saat air naik membasahi akar inilah disebut pasang seperti halnya air pantai yang sedang naik.
Beberapa waktu kemudian air dan nutrisi akan kembali lagi ke bak penampungan atau disebut dengan istilah surut. Nah terjadinya proses pasang surut ini diatur menggunakan timer yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman sehingga tanaman tidak akan tergenang atau kekurangan air.

5. Drip sistem
Drip sistem atau disebut juga sistem tetes merupakan teknik hidroponik dengan cara meneteskan larutan nutrisi secara terus menerus ke dalam media tanam melalui pipa atau selang. Larutan nutrisi ditampung di dalam wadah atau tandon air kemudian dihubungkan dengan menggunakan selang yang terhubung dengan media tanam lalu air dipompa hingga membentuk tetesan-tetesan pada media tanam.
Sistem ini membutuhkan energi listrik dan pompa. Tanaman mendapatkan nutrisi dari setiap tetesan yang ada. Sehingga tanaman tidak menggenang air maupun tidak mengalami kekeringan. Waktu atau timer juga digunakan dalam tetesan ini, sehingga lebih efektif untuk anda yang sibuk atau tidak sempat memberikan air nutrisi.

6. Aeroponyc
Aeroponik merupakan sistem hidroponik yang menggunakan nozzle atau selang penyebar untuk membuat butiran kabut halus untuk menghasilkan oksigen. Sistem aeroponik tergolong sistem canggih dan mahal sehingga sistem ini umumnya digunakan oleh balai penelitian dan mahasiswa pertanian. Pada sistem ini tanaman akan menyerap nutrisi yang berukuran kecil serupa dengan kabut.

7. Bubbleponics (Sistem Gelembung)
Metode tanaman hidroponik yang dikenal sebagai Deep Water Culture yaitu menumbuhkan tanaman secara mengambang diatas larutan nutrisi. Tanaman ditahan menggunakan jaring dengan akar tanaman didalam air. Larutan nutrisi aliri gelembung udara yang memperkaya oksigen dalam larutan yang berguna bagi akar untuk tumbuh. Pada masa awal pertumbuhan akar, larutan nutrisi dipompakan melalui pembentuk gelembung untuk memperkaya kandungan oksigen didalam larutan yang terbukti membantu pertumbuhan akar dari tanaman. Inilah yang dikenal sebagai metode Bubbleponic.

8. DFT Sistem (Deep Flow Technique)
DFT sistem adalah cara menanam tanaman dengan mensirkulasikan larutan nutrisi tanaman secara terus-menerus selama 24 jam pada rangkaian aliran tertutup. Larutan nutrisi tanaman di dalam tangki dipompa oleh pompa air menuju bak penanaman melalui jaringan irigasi pipa, kemudian larutan nutrisi tanaman di dalam bak penanaman dialirkan kembali menuju tangki.

9. Sistem Fertigasi
Sistem fertigasi tanaman hidroponik adalah teknik aplikasi yang menggunakan unsur hara melalui sistem irigasi. Fertigasi merupakan singkatan dari fertilisasi atau (pemupukan) dan irigasi. Dalam menggunakan teknik fertigasi biaya untuk pemupukan dapat dikurangi, karena pupuk diberikan bersamaan dengan penyiraman. Selain itu, peningkatan efisiensi penggunaan unsur hara karena pupuk diberikan dalam jumlah sedikit tetapi kontinyu; serta mengurangi kehilangan unsur hara (khususnya nitrogen) akibat leaching atau pencucian dan denitrifikasi (kehilangan nitrogen akibat perubahan menjadi gas).

10. Bioponik
Metode tanam bioponik merupakan metode budidaya tanaman hybrid yang menggabungkan antara sistem tanam hidroponik dengan sistem pertanian organik. Metode ini ditemukan untuk mengatasi masalah-masalah dan menggabungkan keuntungan dari dua metode tanam tersebut. Jadi, metode bioponik adalah sistem hidroponik yang menggunakan nutrisi organik yang berasal dari bahan-bahan alami

Bagikan ke temanmu!

Artikel mfb lainnya

Previous
Next Post »